Minggu, 02 Maret 2014

Semar Kuning Prabu Kresna yang ingin menikahkan Siti Sundari anaknya dengan Abimanyu, anak Arjuna. Karena Prabu Kresna tahu bahwa Abimanyu mendapatkan wahyu raja yang akan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa. Namun perkawinan itu ditentang Semar karena karena saat itu Arjuna sedang bepergian dan supaya menunggu terlebih dahulu. Tapi nasehat Semar ini ditolak Kresna bahkan Semar dituduh menentang kebijaksanaan raja, dan atas perintah Kresna, Abimanyu berani meludahi kuncung (rambut kepala yang berada di depan). Hal ini manimbulkan kekecewaan dan kepri-hatinan Semar, sehingga ia pergi dari istana.Perlakuan sewenang-wenang raja Dwarawati terhadap Semar ini menimbulkan kemarahan para dewa. Para dewa kemudian menimpakan bencana di Kerajaan Dwarawati baik kerusuhan, kebakaran, bahkan banjir yang disertai angin besar menimpa di istana, rakyat menjadi kacau balau, sehingga raja Dwarawati sampai meng-ungsikan diri dan mencari perlindungan ke Kerajaan Amarta. Semua bencana yang terjadi di Kerajaan Dwarawati ini bisa redam setelah Prabu Kresna yang disertai para Pandawa menemui Semar dan meminta pengampunan. Semar yang saat itu sedang bersemedi dirasuki Sang Hyang Wenang sehingga tubuhnya memancarkan cahaya kekuning-kuningan menerima kedatangan para Pandawa dan Kresna. Dengan kearifan Semar mengampuni kesalahan Prabu Kresna, tetapi mengatakan bahwa perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundari tidak akan membuahkan keturunan (anak), dan kembalilah kedamaian dan ketentraman di dunia.